Minggu, 27 Februari 2011

*ANAK KATAK DAN HUJAN*

Ada kegundahan tersendiri yang dirasakan seekor anak katak ketika langit tiba-tiba gelap.
"Bu, apa kita akan binasa ? Kenapa langit tiba-tiba gelap ?” ucap anak katak sambil merangkul erat lengan induknya.
Sang ibu menyambut rangkulan itu dengan belaian lembut. "Anakku," ucap sang induk kemudian.
"Itu bukan pertanda kebinasaan kita. Justru, itu tanda baik," jelas induk katak sambil terus membelai. Dan anak katak itu pun mulai tenang.

Namun, ketenangan itu tak berlangsung lama. Tiba-tiba angina bertiup kencang. Daun dan tangkai kering yang berserakan mulai berterbangan. Pepohonan meliuk-liuk dipermainkan angin. Lagi-lagi, suatu pemandangan menakutkan buat si anak katak kecil.
"Ibu, itu apa lagi ? Apa itu yang kita tunggu-tunggu ?" tanya si anak katak sambil bersembunyi di balik tubuh induknya.
"Anakkku, itu cuma angin," ucap sang induk tak terpengaruh keadaan.
"Itu juga pertanda kalau yang kita tunggu pasti datang!" tambahnya begitu menyenangkan. Dan anak katak itu pun mulai tenang. Ia mulai menikmati tiupan angin kencang yang tampak menakutkan.

"BLAAARR !!!! Suara petir menyambar-nyambar. Kilatan cahaya putihpun kian menjadikan suasana begitu menakutkkan. Kali ini, si anak katak tak lagi bisa bilang apa-apa. Ia bukan saja merangkul dan sembunyi di balik tubuh induknya. Tapi juga gemetar.

"Buuu, aku sangat takut. Takut sekali!" ucapnya sambil terus memejamkan mata.
"Sabar, anakku ! Ucapnya sambil terus membelai. "Itu cuma petir. Itu tanda ketiga kalau yang kita tunggu tak lama lagi datang ! Keluarlah. Pandangi tanda-tanda yang tampak menakutkan itu. Bersyukurlah, karena hujan tak lama lagi datang." ungkap sang induk katak begitu tenang.

Anak katak itu mulai keluar dari balik tubuh induknya. Ia mencoba mendongak, memandangi langit yang hitam, angin yang meliuk-liukkan dahan, dan sambaran petir yang begitu menyilaukan. Tiba-tiba, ia berteriak kencang,

"Ibu, hujan datang. Hujan datang!! Horreeee !"

Anugerah hidup kadang tampil melalui rute yang tidak diinginkan. Ia tidak datang diiringi dengan tiupan seruling merdu. Tidak diantar oleh dayang-dayang nan rupawan. Tidak disegarkan dengan wewangian harum. Saat itulah, tidak sedikit manusia yang akhirnya dipermainkan keadaan.

Persis sama anak katak yang takut cuma karena langit hitam, angin yang bertiup kencang, dan kilatan petir yang menyilaukan. Padahal, itulah sebenarnya tanda-tanda hujan. Benar apa yang diucapkan induk katak : jangan takut melangkah, jangan sembunyi dari kenyataan, sabar dan hadapi. Karena hujan yang ditunggu akan datang.

‘Sesungguhnya setelah kesukaran itu ada kemudahan.’

Disadur dari sahabatku : Cahyani

Minggu, 13 Februari 2011

tips untuk memanfaatkan waktu secara cerdas dan tepat.

1.    Ngaji (Islam) dan Baca buku
Seringkali kita meremehkan kedua hal yang penting ini, padahal kedua hal ini, jika disadari dan dilaksanakan akan memberikan banyak hal yang luar biasa bermanfat. Dengan membaca dan mengaji kita bisa menambah umur, menghemat umur sekaligus menghemat harta dalam waktu yang bersamaan. Saya beri sedikit illustrasi, buku adalah hasil pengalaman dan pengamatan penulis selama waktu tertentu yang dituliskan di dalam lembar-lembar yang dapat dibaca, berarti ketika kita membaca suatu buku, seolah-olah kita telah mengalami apa yang dialami oleh penulis, minimal berpengaruh dalam cara berpikir kita.


2.    Berinvestasilah!
Dalam manajemen finansial, kita harus berusaha sedapat mungkin untuk menambah kolom aset kita, berinvestasi adalah salah satu contohnya. Yang saya maksud dengan berinvestasi adalah bagaimana agar tiket ke surga terus menerus kita kumpulkan tanpa kehadiran kita disana, atau saya lebih suka mengatakannya membeli tambahan waktu, sehingga seolah-olah waktu kita lebih dari 24 jam. Bahasa keren dari investasi dalam Islam adalah: da’wah. Ketika da’wah kita meluangkan sedikit waktu, tetapi hasilnya luar biasa, setelah itu, bila yang kita da’wahi melaksanakan Islam yang kita sampaikan maka ia berpahala, dan kita pn mendapatkan aliran pahala tanpa mengurangi pahala orang tersebut. Satu-satunya investasi di dunia yang tak kan pernah merugi. Jenis investasi lain misalnya adalah shadaqah.


Wallahu a’lam bi ash shawab

Rabu, 02 Februari 2011

ikhtilat.??? apa itu?? apakah kuliah termasuk ikhtilat??

Ikhtilat merupakan suatu bentuk pergaulan/hubungan secara bebas yang melibatkan lelaki dan perempuan yang ajnabi samada di tempat sunyi atau di tempat terbuka. Ia merupakan suatu ciri pergaulan masyarakat jahiliyyah dan juga berasaskan kepada nilai2 dan system hidup jahiliyyah. Bentuk pergaulan seperti ini telah ditolak oleh Islam sejak kedatangan Rasulullah SAW yang membawa system dan nilai hidup yg dipandu oleh Al-Quran dan Sunnah.

oh gt yah.. trus kt hrs gmn skrng ...

belajar tuk bagaimana caranya agar kita bisa melaksanakan ikhtilat sesuai dengan pengertian yang sudah ada.....!
berarti klo kuliah termasuk ikhtilat,,pengajian rutin juga donk?kan akhwat dan ikhwan bareng satu tempat??

ea justru itu yg jadi pertanyaan, apakah ikhtilat itu halal bagi kita...?

iya tuh gmn? berarti secara g langsung selain dosa kecil kita yang kita buat sehari-hari hal ini pun termasuk penambahan dosa yang g kita rasa juga dong tiap hari

oke kita bedah buku ny pak uztadz agung

Pertama, Islam telah memerintahkan kepada manusia, baik
pria maupun wanita, untuk menundukkan pandangan.(TQS an-Nûr
[24]: 30-31)

Kedua, Islam memerintahkan kepada kaum wanita untuk
mengenakan pakaian secara sempurna, yakni pakaian yang menutupi
seluruh tubuhnya, kecuali wajah dan kedua telapak tangannya.(TQS an-Nûr [24]: 31)

Ketiga, Islam melarang seorang wanita melakukan safar
(perjalanan) dari suatu tempat ke tempat lain selama perjalanan sehari
semalam, kecuali jika disertai dengan mahram-nya.(HR Muslim).

Keempat, Islam melarang pria dan wanita untuk berkhalwat
(berdua-duaan), kecuali jika wanita itu disertai mahram-nya.(HR Bukhari).

Kelima, Islam melarang wanita untuk keluar dari rumahnya
kecuali seizin suaminya, karena suami memiliki hak atas istrinya.

Keenam, Islam sangat menjaga agar dalam kehidupan khusus
komunitas wanita terpisah dari komunitas pria; begitu juga di dalam
masjid, di sekolah, dan lain sebagainya. Artinya, Islam telah menetapkan
bahwa wanita hendaknya hidup di tengah-tengah kaum wanita,
sedangkan seorang pria hendaknya hidup di tengah-tengah kaum pria.

Ketujuh, Islam sangat menjaga agar hubungan kerjasama
antara pria dan wanita hendaknya bersifat umum dalam urusan-urusan
muamalat; bukan hubungan yang bersifat khusus seperti saling
mengunjungi antara wanita dengan pria yang bukan mahram-nya atau
keluar bersama untuk berdarmawisata.

Solusinya adalah dengan membatasi interaksi yang terjadi—
sesuai dengan maksud diadakannya hubungan tersebut—serta dengan
menjauhkan pria dan wanita dari interaksi yang mengarah pada
hubungan lawan jenis atau hubungan yang bersifat seksual.
wallahu'alam
An-Nizham Al-Ijtima’i fi Al-Islam (Sistem Pergaulan Dalam Islam)TAQIYUDDIN AN-NABHANI