Selasa, 25 Oktober 2011

The Best Blessing to Woman (menempatkan wanita dalam kemuliaan penciptaanya)

woman in the world
- di kebudayaan Hindu wanita tidak berbeda dengan budak
- di kebudayaan Yunani wanita tidak lebih seperti barang belian yang dimiliki oleh suaminya setelah dibeli atau oleh walinya
- di Romawi wanita hanya dianggap sebagai objek seksual oleh kaum pria
wanita yang menjadikan dirinya sendiri budak
wanita yang menjadikan dirinya sendiri barang belian
wanita yang menjadikan dirinya sendiri sebagai objek seksual

sejarah munculnya feminisme
sekularisme --> bias gender-->feminisme

feminisme
Suatu kesadaran akan penindasan dan pemerasan terhadap perempuan dalam masyarakat,
di tempat kerja, dan dalam keluarga, serta tindakan sadar oleh perempuan maupun lelaki untuk mengubah keadaan tersebut
(Kamla Bashin dan Nighat Said Khan, 1995)

feminisme islam
menggugat al-Qur’an sebagai sumber marjinalisasi perempuan, misal
- hukum waris
- talaq pada kekuasaan laki-laki
- poligami
- saksi wanita dibanding pria
- pemukulan perempuan
- kiprah politik perempuan

fakta
Wanita 4x – 6x lebih sering menyentuh sesamanya dibanding pria
Pria mempunyai naluri sebagai seorang pelindung dengan tebal kulit 1.5x wanita
Wanita lebih peka terhadap sentuhan daripada pria
pada usia 3 tahun kosakata anak wanita 3x lipat anak pria
wanita butuh untuk bicara:
Itali 20.000 kata/hari - Barat 16.000 kata/hari sedangkan pria berbicara 7000 kata/hari
dalam keadaan dibawah tekanan wanita akan berbicara tanpa berpikir dan pria akan bertindak tanpa berpikir oleh karena itu 90% penghuni LP adalah pria dan 90% yang mendatangi terapis adalah wanita
bayi perempuan menatap mata 2x-3x lebih banyak daripada pria
pria lebih tertarik pada benda dibanding wajah
pria bersaing, wanita berkerjasama
kebanyakan pria akan pening setelah 20 menit berbelanja

samakah pria dan wanita?
secara fitrah, laki-laki dan perempuan berbeda
dan tidak dapat disamakan
semua ini tidak dimaksudkan untuk mempermasalahkan gender
justru bahu-membahu dalam ketaatan dan ibadah kepada Allah

seruan kepada seluruh muslim
Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan,
sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain.
Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar,
mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya.
Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah;
sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana
(TQS at-Taubah [9] : 71)

feminisme absurd kebablasan
- eksploitasi perempuan dalam bidang food, fun and fashion
- miss universe but there’s not mr universe
- angka kegagalan pernikahan, penyakit seks bebas
- angka aborsi dan single parents dan sexual disorder

standar kebahagiaan
sekularisme --> materi
sedangkan
islam --> ridho allah

tolok ukur kebahagiaan wanita
wanita bernama Zainab datang menemui Rasulullah SAW lalu berkata:
"Aku telah diutus oleh kaum wanita kepada engkau.
Jihad yang diwajibkan oleh Allah ke atas kaum lelaki itu,
jika mereka luka parah, mereka mendapat pahala.
Dan jika mereka gugur pula, mereka hidup disisi Tuhan mereka dengan mendapat rezeki. Manakala kami kaum wanita, sering membantu mereka.
Maka apakah pula balasan kami untuk semua itu?"

"Sampaikanlah kepada sesiapa yang engkau temui daripada kaum wanita,
bahawasanya taat kepada suami serta mengakui haknya
adalah menyamai pahala orang yang berjihad pada jalan Allah,
tetapi adalah sangat sedikit sekali daripada golongan kamu yang dapat melakukan demikian."

Islam adalah karunia terbaik
Barangsiapa diamanati Allah seorang putri, bila mati tidak ditangisi, dan bila hidup dididik secara baik, maka dia dapat jaminan surga
(HR. Abu Dawud, Hakim dari Ibnu Abbas)
“Wahai Rasulullah, siapakah di antara manusia yang paling berhak untuk aku berbuat baik kepadanya?” Rasulullah menjawab, “Ibumu.” “Kemudian siapa?” tanyanya lagi. “Ibumu,” jawab beliau. Kembali orang itu bertanya, “Kemudian siapa?” “Ibumu.”
“Kemudian siapa?” tanya orang itu lagi. “Kemudian ayahmu,” jawab Rasulullah
(HR. Bukhari dan Muslim)
“Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya di antara mereka. Dan sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istri-istrinya.”
(HR. Ahmad dan Tirmidzi)
Dunia itu perhiasan; sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah
 (HR Muslim)

wanita dalam Islam
Laki-laki adalah pemimpin wanita
karena Allah telah melebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain
dan karena mereka telah menafkahkan sebagain harta mereka.
Oleh karena itu, wanita yang shalihah adalah yang menaati Allah
dan  memelihara diri ketika suaminya tidak ada
karena Allah telah memelihara mereka”
(QS an-Nisa’ [4]: 32)

rahasia
- men sini in women sono
- dibalik seorang pria yang hebat terdapat seorang wanita yang kuat
- Ingatlah, aku telah memberitahu kalian tentang istri-istri kalian
yang akan menjadi penduduk surga, yaitu yang penyayang,  banyak anak (subur),
dan banyak memberikan manfaat kepada suaminya;
yang jika ia menyakiti suaminya atau disakiti,
ia segera datang hingga berada di pelukan suaminya, kemudian berkata,
“Demi Allah, aku tidak bisa memejamkan mata hingga engkau meridhaiku)
(HR al-Baihaqi)

kesimpulan
Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah
kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain.
(Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan,
dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan,
dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu
(TQS an-Nisaa [4] : 32)

Kamis, 10 Maret 2011

Muslim yang kaaffah

Menjadi seorang Muslim yang kaaffah memang tidak mudah, dan saya secara pribadi mengalami hal itu. Bukan hanya saya, banyak Muslim lain pun mengalaminya. Dan hal ini memang menjadi sesuatu fenomena yang menyertai kehidupan kaum Muslim zaman muta’akhir, persis seperti yang digambarkan oleh rasulullah saw dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari: “Sesungguhnya di belakangmu nanti akan ada hari-hari penuh kesabaran. Sabar pada hari itu seperti halnya memegang bara api”. Dan Rasulullah tidaklah pernah salah, sesuatu yang baik menjadi pembicaraan pada masa ini dan keburukan menjadi contoh dan trend hidup.

Hasilnya jelas, akhirnya kebanyakan Muslim yang tidak bersabar atas kondisi ini akhirnya tertipu dan mengikuti arus zaman, dan mulai melakukan pengingkaran terhadap syahadat yang mereka ucapkan, sedikit demi sedikit, sejengkal demi sejengkal sampai akhirnya mereka terbenam seutuhnya dalam lubang biawak yang seharusnya tidak boleh mereka masuki. Kaum Muslim kehilangan identitas mereka sebagai seorang Muslim. Islam menjadi tidak lebih daripada asesoris yang bisa dipakai dan ditinggalkan sewaktu-waktu, tatanan kehidupan rusak dan alam pun berbicara dengan caranya sendiri

Sebagai seorang Muslim, perih rasanya melihat kondisi semacam ini, ketika orang-orang kebanyakan begitu berusaha serius dalam kehidupan mereka, begitu keras dalam perkara keduniaan, tetapi begitu mudah lalai dalam perkara akhirat, padahal kebenaran Allah pasti ketika Dia menyatakan “dan al-Akhirat lebih baik daripada ad-Dunya”. Maka satu-satunya pilihhan adalah terjun untuk menunaikan kewajiban dakwah saya sebagai seorang Muslim, untuk mengembalikan kehidupan Islam ketengah-tengah masyarakat dan menghalau kehancuran yang menggerogoti ummat ini.

Selasa, 01 Maret 2011

KERAGAMAN GENETIK TANAMAN TERUNG HASIL REGENERASI PROTOPLAS

penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keragaman genetik tanaman terung melalui kultur protoplas. penelitian menggunakan tiga kultivar terung, yaitu Kopek, Medan dan Dourga.

Isolasi protoplas dimulai dengan penggoresan bagian bawah daun dan inkubasi dalam larutan enzim 0,5% selulase Onozuka RS + 0,5% macerozim R-10 + 0,05% MES + 9,1% manitol dalam larutan CPW selama 16 jam dalam keadaan gelap. selanjutnya dilakukan pemurnian protoplas dengan larutan 21% sukrosa dan pencucian dengan larutan 0,5 M manitol + 0,5 mM CaCl2. protoplas yang dihasilkan dikultur dalam media KM8P dan VKM + 0,2 mg/l 2,4-D + 0,5 mg/l zeatin dan 1 mg/l NAA. setelah terjadi pembelahan dan pembentukan koloni sel, media diencerkan dengan media dasar + 0,1 mg/l 2,4-D + 0,2 mg/l BA. Kalus yang dihasilkan diregenerasikan pada media padat MS + vitamin MW dengan penambahan 2, 4, dan 6 mg/l zeatin sebagai perlakuan.

Hasil penelitian menunjukan bahwa jumlah protoplas yang dapat diisolasi mencapai 105 setiap kultivar. Inkubasi tanpa cahaya dapat mempercepat pembentukan dinding protoplas dan pembelahan sel. pemberian cahaya pada kultur setelah terbentuk dinding sel dapat mendorong terbentuknya koloni sel. Pengenceran suspensi sel dengan media dasar yang ditambah 0,1 mg/l 2,4-D + 2 mg/l BA dapat memacu pertumbuhan mikrokalus. Jumlah kalus yang dihasilkan pada media MS + vitamin MW + 0,1 mg/l IAA + 1 mg/l zeatin mencapai 5 tunas pada kultivar Kopek dan 1 tunas pada kultivar Medan dengan efisiensi keberhasilan 25-33,5%.

Kombiinasi 0,1 mg/l IAA + 2 mg/l zeatin menhasilkan 13 tunas pada kultivar Kopek dan 2 tunas pada kultivar Medan dengan efisiensi keberhasilan 50-86,67%. Regeneran yang dihasilkan berjumlah 21 tunas yang terdiri dari 18 regeneran kultivar Kopek dan 3 regeneran kultivar Medan. Pemindahan tunas pada media MS tanpa zat pengatur tumbuh dapat mendorong pertumbuhan dan perkembangan tunas membentuk planlet.

(kata kunci: Solanum melongena, terung, kultur sel, protoplas, keragaman genetik)

PAHITNYA KEHIDUPAN

Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi, datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah. Langkahnya gontai dan air muka yang ruwet. Tamu itu, memang tampak seperti orang yang tak bahagia. Tanpa membuang waktu, orang itu menceritakan semua masalahnya. Pak Tua yang bijak, hanya mendengarkannya dengan seksama. Ia lalu mengambil segenggam garam, dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu kedalam gelas, lalu diaduknya perlahan.

“Coba, minum ini, dan katakan bagaimana rasanya..”, ujar Pak tua itu.
“Pahit. Pahit sekali”, jawab sang tamu, sambil meludah kesamping. Pak Tua itu, sedikit tersenyum. Ia, lalu mengajak tamunya ini, untuk berjalan ke tepi telaga di dalam hutan dekat tempat tinggalnya. Kedua orang itu berjalan berdampingan, dan akhirnya sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu. Pak Tua itu, lalu kembali menaburkan segenggam garam, ke dalam telaga itu. Dengan sepotong kayu, dibuatnya gelombang mengaduk-aduk dan tercipta riak air, mengusik ketenangan telaga itu.

“Coba, ambil air dari telaga ini, dan minumlah. Saat tamu itu selesai mereguk air itu,
Pak Tua berkata lagi, “Bagaimana rasanya?”.
“Segar”, sahut tamunya.
“Apakah kamu merasakan garam di dalam air itu?”, tanya Pak Tua lagi.
“Tidak”, jawab si anak muda.
Dengan bijak, Pak Tua itu menepuk-nepuk punggung si anak muda. Ia lalu mengajaknya duduk berhadapan, bersimpuh di samping telaga itu.

“Anak muda, dengarlah. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam garam, tak lebih dan tak kurang. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama, dan memang akan tetap sama. Tapi, kepahitan yang kita rasakan, akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu, akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung pada hati kita. Jadi, saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu.”

Pak Tua itu lalu kembali memberikan nasehat. “Hatimu, adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu, adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan.”
Keduanya lalu beranjak pulang. Mereka sama-sama belajar hari itu. Dan Pak Tua, si orang bijak itu, kembali menyimpan “segenggam garam”, untuk anak muda yang lain, yang sering datang padanya membawa keresahan jiwa.

Minggu, 27 Februari 2011

*ANAK KATAK DAN HUJAN*

Ada kegundahan tersendiri yang dirasakan seekor anak katak ketika langit tiba-tiba gelap.
"Bu, apa kita akan binasa ? Kenapa langit tiba-tiba gelap ?” ucap anak katak sambil merangkul erat lengan induknya.
Sang ibu menyambut rangkulan itu dengan belaian lembut. "Anakku," ucap sang induk kemudian.
"Itu bukan pertanda kebinasaan kita. Justru, itu tanda baik," jelas induk katak sambil terus membelai. Dan anak katak itu pun mulai tenang.

Namun, ketenangan itu tak berlangsung lama. Tiba-tiba angina bertiup kencang. Daun dan tangkai kering yang berserakan mulai berterbangan. Pepohonan meliuk-liuk dipermainkan angin. Lagi-lagi, suatu pemandangan menakutkan buat si anak katak kecil.
"Ibu, itu apa lagi ? Apa itu yang kita tunggu-tunggu ?" tanya si anak katak sambil bersembunyi di balik tubuh induknya.
"Anakkku, itu cuma angin," ucap sang induk tak terpengaruh keadaan.
"Itu juga pertanda kalau yang kita tunggu pasti datang!" tambahnya begitu menyenangkan. Dan anak katak itu pun mulai tenang. Ia mulai menikmati tiupan angin kencang yang tampak menakutkan.

"BLAAARR !!!! Suara petir menyambar-nyambar. Kilatan cahaya putihpun kian menjadikan suasana begitu menakutkkan. Kali ini, si anak katak tak lagi bisa bilang apa-apa. Ia bukan saja merangkul dan sembunyi di balik tubuh induknya. Tapi juga gemetar.

"Buuu, aku sangat takut. Takut sekali!" ucapnya sambil terus memejamkan mata.
"Sabar, anakku ! Ucapnya sambil terus membelai. "Itu cuma petir. Itu tanda ketiga kalau yang kita tunggu tak lama lagi datang ! Keluarlah. Pandangi tanda-tanda yang tampak menakutkan itu. Bersyukurlah, karena hujan tak lama lagi datang." ungkap sang induk katak begitu tenang.

Anak katak itu mulai keluar dari balik tubuh induknya. Ia mencoba mendongak, memandangi langit yang hitam, angin yang meliuk-liukkan dahan, dan sambaran petir yang begitu menyilaukan. Tiba-tiba, ia berteriak kencang,

"Ibu, hujan datang. Hujan datang!! Horreeee !"

Anugerah hidup kadang tampil melalui rute yang tidak diinginkan. Ia tidak datang diiringi dengan tiupan seruling merdu. Tidak diantar oleh dayang-dayang nan rupawan. Tidak disegarkan dengan wewangian harum. Saat itulah, tidak sedikit manusia yang akhirnya dipermainkan keadaan.

Persis sama anak katak yang takut cuma karena langit hitam, angin yang bertiup kencang, dan kilatan petir yang menyilaukan. Padahal, itulah sebenarnya tanda-tanda hujan. Benar apa yang diucapkan induk katak : jangan takut melangkah, jangan sembunyi dari kenyataan, sabar dan hadapi. Karena hujan yang ditunggu akan datang.

‘Sesungguhnya setelah kesukaran itu ada kemudahan.’

Disadur dari sahabatku : Cahyani

Minggu, 13 Februari 2011

tips untuk memanfaatkan waktu secara cerdas dan tepat.

1.    Ngaji (Islam) dan Baca buku
Seringkali kita meremehkan kedua hal yang penting ini, padahal kedua hal ini, jika disadari dan dilaksanakan akan memberikan banyak hal yang luar biasa bermanfat. Dengan membaca dan mengaji kita bisa menambah umur, menghemat umur sekaligus menghemat harta dalam waktu yang bersamaan. Saya beri sedikit illustrasi, buku adalah hasil pengalaman dan pengamatan penulis selama waktu tertentu yang dituliskan di dalam lembar-lembar yang dapat dibaca, berarti ketika kita membaca suatu buku, seolah-olah kita telah mengalami apa yang dialami oleh penulis, minimal berpengaruh dalam cara berpikir kita.


2.    Berinvestasilah!
Dalam manajemen finansial, kita harus berusaha sedapat mungkin untuk menambah kolom aset kita, berinvestasi adalah salah satu contohnya. Yang saya maksud dengan berinvestasi adalah bagaimana agar tiket ke surga terus menerus kita kumpulkan tanpa kehadiran kita disana, atau saya lebih suka mengatakannya membeli tambahan waktu, sehingga seolah-olah waktu kita lebih dari 24 jam. Bahasa keren dari investasi dalam Islam adalah: da’wah. Ketika da’wah kita meluangkan sedikit waktu, tetapi hasilnya luar biasa, setelah itu, bila yang kita da’wahi melaksanakan Islam yang kita sampaikan maka ia berpahala, dan kita pn mendapatkan aliran pahala tanpa mengurangi pahala orang tersebut. Satu-satunya investasi di dunia yang tak kan pernah merugi. Jenis investasi lain misalnya adalah shadaqah.


Wallahu a’lam bi ash shawab

Rabu, 02 Februari 2011

ikhtilat.??? apa itu?? apakah kuliah termasuk ikhtilat??

Ikhtilat merupakan suatu bentuk pergaulan/hubungan secara bebas yang melibatkan lelaki dan perempuan yang ajnabi samada di tempat sunyi atau di tempat terbuka. Ia merupakan suatu ciri pergaulan masyarakat jahiliyyah dan juga berasaskan kepada nilai2 dan system hidup jahiliyyah. Bentuk pergaulan seperti ini telah ditolak oleh Islam sejak kedatangan Rasulullah SAW yang membawa system dan nilai hidup yg dipandu oleh Al-Quran dan Sunnah.

oh gt yah.. trus kt hrs gmn skrng ...

belajar tuk bagaimana caranya agar kita bisa melaksanakan ikhtilat sesuai dengan pengertian yang sudah ada.....!
berarti klo kuliah termasuk ikhtilat,,pengajian rutin juga donk?kan akhwat dan ikhwan bareng satu tempat??

ea justru itu yg jadi pertanyaan, apakah ikhtilat itu halal bagi kita...?

iya tuh gmn? berarti secara g langsung selain dosa kecil kita yang kita buat sehari-hari hal ini pun termasuk penambahan dosa yang g kita rasa juga dong tiap hari

oke kita bedah buku ny pak uztadz agung

Pertama, Islam telah memerintahkan kepada manusia, baik
pria maupun wanita, untuk menundukkan pandangan.(TQS an-Nûr
[24]: 30-31)

Kedua, Islam memerintahkan kepada kaum wanita untuk
mengenakan pakaian secara sempurna, yakni pakaian yang menutupi
seluruh tubuhnya, kecuali wajah dan kedua telapak tangannya.(TQS an-Nûr [24]: 31)

Ketiga, Islam melarang seorang wanita melakukan safar
(perjalanan) dari suatu tempat ke tempat lain selama perjalanan sehari
semalam, kecuali jika disertai dengan mahram-nya.(HR Muslim).

Keempat, Islam melarang pria dan wanita untuk berkhalwat
(berdua-duaan), kecuali jika wanita itu disertai mahram-nya.(HR Bukhari).

Kelima, Islam melarang wanita untuk keluar dari rumahnya
kecuali seizin suaminya, karena suami memiliki hak atas istrinya.

Keenam, Islam sangat menjaga agar dalam kehidupan khusus
komunitas wanita terpisah dari komunitas pria; begitu juga di dalam
masjid, di sekolah, dan lain sebagainya. Artinya, Islam telah menetapkan
bahwa wanita hendaknya hidup di tengah-tengah kaum wanita,
sedangkan seorang pria hendaknya hidup di tengah-tengah kaum pria.

Ketujuh, Islam sangat menjaga agar hubungan kerjasama
antara pria dan wanita hendaknya bersifat umum dalam urusan-urusan
muamalat; bukan hubungan yang bersifat khusus seperti saling
mengunjungi antara wanita dengan pria yang bukan mahram-nya atau
keluar bersama untuk berdarmawisata.

Solusinya adalah dengan membatasi interaksi yang terjadi—
sesuai dengan maksud diadakannya hubungan tersebut—serta dengan
menjauhkan pria dan wanita dari interaksi yang mengarah pada
hubungan lawan jenis atau hubungan yang bersifat seksual.
wallahu'alam
An-Nizham Al-Ijtima’i fi Al-Islam (Sistem Pergaulan Dalam Islam)TAQIYUDDIN AN-NABHANI

Senin, 31 Januari 2011

MEKONGGA

Saturday, 04 April 2009 08:12 Admin
Deskripsi Padi Sawah Varietas MEKONGGA

Nomor seleksi : S4663-5D-KN-5-3-3
Asal persilangan : A2790/2*IR64
Golongan : Cere
Umur tanaman : 116-125 hari
Bentuk tanaman : Tegak
Tinggi tanaman : 91-106 cm
Anakan produktif : 13-16 batang
Warna kaki : Hijau
Warna batang : Hijau
Warna telinga daun : Tidak berwarna

Warna lidah daun : Tidak berwarna
Warna daun : Hijau
Muka daun : Agak kasar
Posisi daun : Tegak
Daun bendera : Tegak
Bentuk gabah : Ramping panjang
Warna gabah : Kuning bersih
Kerontokan : Sedang
Tekstur nasi : Pulen
Kadar amilosa : 23 %
Indeks glikemik : 88
Bobot 1000 butir : 28 g
Rata-rata hasil : 6,0 t/ha
Potensi hasil : 8,4 t/ha
Ketahanan terhadap Hama dan Penyakit :
  • Agak tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan 3
  • Agak tahan terhadap hawar daun bakteri strain IV
Anjuran tanam : Baik ditanam di lahan sawah dataran rendah sampai ketinggian 500 m dpl
Instansi pengusul : Balitpa dan BPTP Sultra
Pemulia : Z. A. Simanullang, Idris Hadade, Aan A. Daradjat, dan Sahardi
Tim peneliti : B. Suprihatno, Y. Samaullah, Atito DS., Ismail B. P., Triny S. Kadir, dan A. Rifki
Teknisi : M. Suherman , Abd. Rauf Sery, Uan D., S. Toyib S. M., Edi S. MK, M. Sailan, Sail Hanafi, Z. Arifin, Suryono, Didi dan Neneng S.
Dilepas tahun : 2004

sumber : Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2009

Minggu, 30 Januari 2011

"Cinta Tanah Air Sebagian Dari iman"; hadits palsu?


"HUBBUL WATHON MINAL IMAN" HADITS PALSU

SOAL :

Ustadz tolong jelaskan status hadits "hubbul wathon minal iman" (cinta tanah air sebagian dari iman)? (Ismail, Tangerang, 081-696-3841)

JAWAB :

Ungkapan "hubbul wathon minal iman" memang sering dianggap hadits Nabi SAW oleh para tokoh [nasionalis], mubaligh, dan juga da`i yang kurang mendalami hadits dan ilmu hadits. Tujuannya adalah untuk menancapkan paham nasionalisme dan patriotisme dengan dalil-dalil agama agar lebih mantap diyakini umat Islam.

Namun sayang, sebenarnya ungkapan "hubbul wathon minal iman" adalah hadits palsu (maudhu’). Dengan kata lain, ia bukanlah hadits. Demikianlah menurut para ulama ahli hadits yang terpercaya, sebagaimana akan diterangkan kemudian.

Mereka yang mendalami hadits, walaupun belum terlalu mendalam dan luas, akan dengan mudah mengetahui kepalsuan hadits tersebut. Lebih-lebih setelah banyaknya kitab-kitab yang secara khusus menjelaskan hadits-hadits dhaif dan palsu, misalnya :

1. Kitab Tahdzirul Muslimin min al-Ahadits a-Maudhu’ah ‘Ala Sayyid al-Mursalin karya Syaikh Muhammad bin al-Basyir bin Zhafir al-Azhari asy-Syafi’i (w. 1328 H) (Beirut : Darul Kutub al-Ilmiyah, 1999), hal. 109; dan

2. Kitab Bukan Sabda Nabi! (Laysa min Qaul an-nabiy SAW) karya Muhammad Fuad Syakir, diterjemahkan oleh Ahmad Sunarto, (Semarang : Pustaka Zaman, 2005), hal. 226.

Kitab-kitab itu mudah dijangkau dan dipelajari oleh para pemula dalam ilmu hadits di Indonesia, sebelum menelaah kitab-kitab khusus lainnya tentang hadits-hadits palsu, seperti :

1. Kitab Al-Maudhu’at karya Ibnul Jauzi (w. 597 H);

2. Kitab Al-Ala`i al-Mashnu’ah fi Al-Ahadits Al-Maudhu’ah karya Imam as-Suyuthi (w. 911 H);

3. Kitab Tanzih Asy-Syari’ah al-Marfu`ah ‘an Al-Ahadits Asy-Syani’ah Al-Maudhu`ah karya Ibnu ‘Arraq Al-Kanani (Lihat Mahmud Thahhan, Taysir Musthalah al-Hadits, hal. 93).

Berikut akan saya jelaskan penilaian para ulama hadits yang menjelaskan kepalsuan hadits "hubbul wathon minal iman".

Dalam kitab Tahdzirul Muslimin karya Syaikh al-Azhari asy-Syafi’i hal. 109 tersebut diterangkan, bahwa hadits "hubbul wathon minal iman" adalah maudhu` (palsu). Demikianlah penilaian Imam as-Sakhawi dan Imam ash-Shaghani.

Imam as-Sakhawi (w. 902 H) menerangkan kepalsuannya dalam kitabnya al-Maqashid al-Hasanah fi Bayani Katsirin min al-Ahadits al-Musytaharah ‘ala Alsinah, halaman 115.

Sementara Imam ash-Shaghani (w. 650 H) menerangkan kepalsuannya dalam kitabnya Al-Maudhu’at, halaman 8.

Penilaian palsunya hadits tersebut juga dapat dirujuk pada referensi-referensi (al-maraji’) lainnya sebagai berikut :

1. Kasyful Al-Khafa` wa Muziilu al-Ilbas, karya Imam Al-‘Ajluni (w. 1162 H), Juz I hal. 423;

2. Ad-Durar Al-Muntatsirah fi al-Ahadits al-Masyhurah, karya Imam Suyuthi (w. 911 H), hal. 74;

3. At-Tadzkirah fi al-Ahadits al-Musytaharah, karya Imam Az-Zarkasyi (w. 794 H), hal. 11.

(Lihat Syaikh al-Azhari asy-Syafi’i, Tahdzirul Muslimin min al-Ahadits a-Maudhu’ah ‘Ala Sayyid al-Mursalin, hal. 109)

Ringkasnya, ungkapan "hubbul wathon minal iman" adalah hadits palsu (maudhu’) alias bukanlah hadits Nabi SAW.

Hadits maudhu’ adalah hadits yang didustakan (al-hadits al-makdzub), atau hadits yang sengaja diciptakan dan dibuat-buat (al-mukhtalaq al-mashnu`) yang dinisbatkan kepada Rasulullah SAW. Artinya, pembuat hadits maudhu` sengaja membuat dan mengadakan-adakan hadits yang sebenarnya tidak ada (Lihat Syaikh al-Azhari asy-Syafi’i, Tahdzirul Muslimin, hal. 35; Mahmud Thahhan, Taysir Musthalah al-Hadits, hal. 89).

Menurut Imam Nawawi dalam Syarah Muslim, meriwayatkan hadits maudhu’ adalah haram hukumnya bagi orang yang mengetahui kemaudhu’an hadits itu serta termasuk salah satu dosa besar (kaba`ir), kecuali disertai penjelasan mengenai statusnya sebagai hadits maudhu’ (Lihat Syaikh al-Azhari asy-Syafi’i, Tahdzirul Muslimin, hal. 43).

Maka dari itu, saya peringatkan kepada seluruh kaum muslimin, agar tidak mengatakan "hubbul wathon minal iman" sebagai hadits Nabi SAW, sebab Nabi SAW faktanya memang tidak pernah mengatakannya. Menisbatkan ungkapan itu kepada Nabi SAW adalah sebuah kedustaan yang nyata atas nama Nabi SAW dan merupakan dosa besar di sisi Allah SWT. Nabi SAW bersabda :

"Barangsiapa yang berdusta atasku dengan sengaja, hendaklah ia menempati tempat duduknya di neraka." (Hadits Mutawatir).

Terlebih lagi Islam memang tidak pernah mengenal paham nasionalisme atau patriotisme yang kafir itu, kecuali setelah adanya Perang Pemikiran (al-ghazwul fikri) yang dilancarkan kaum penjajah. Kedua paham sesat ini terbukti telah memecah-belah kaum muslimin seluruh dunia menjadi terkotak-kotak dalam wadah puluhan negara bangsa (nation-state) yang sempit, mencekik, dan membelenggu.

Maka, kaum muslimin yang terpasung itu wajib membebaskan diri dari kerangkeng-kerangkeng palsu bernama negara-negara bangsa itu. Kaum muslimin pun wajib bersatu di bawah kepemimpinan seorang Imam (Khalifah) yang akan mempersatukan kaum muslimin seluruh dunia dalam satu Khilafah yang mengikuti minhaj nubuwwah. Semoga datangnya pertolongan Allah ini telah dekat kepada kita semua. Amin. [ ]

Yogyakarta, 14 Agustus 2006

Muhammad Shiddiq al-Jawi

FUTUHAT KAUKABA

GRAND STRATEGY FUTUHAT KAUKABA

Visi
Menjadi Lembaga Dakwah Ekstra Kampus terkemuka yang berideologi Islam untuk mewujudkan perubahan menuju kehidupan Islami

Misi
1.      Melakukan pembinaan dan pengkaderan mahasiswa muslim dengan tsaqofah Islam yang murni dan lurus
2.      Mengopinikan perubahan di tengah-tengah civica akademika menuju perubahan syariat Islam dalam seluruh aspek kehidupan
3.      Membangun tim dakwah yang solid dan militant dengan kualitas tsaqofah Islam dan intelektualitas yang mantap
4.      Menggalang ukhuwah dan membangun jaringan dengan stakeholder kampus

Tujuan
1.      Melahirkan kader pemimpin umat dari kalangan mahasiswa
2.      Memenangkan sira al-fikry (pergolakan pemikiran) dan kifahu al-siyasi (perjuangan politik) di tengah-tengah civica akademika
3.      Terwujudnya kader dakwah yang intelek dengan penguasaan tsaqofah Islam
4.      Teraihnya dukungan terhadap organisasi 

Sabtu, 29 Januari 2011

Min adz-Dzulumaati ilaa an-Nuur (Habis Gelap Terbitlah Terang)




Tuesday, April 21st, 2009 | Author: Felix Siauw
Tanggal 21 April bagi wanita Indonesia, adalah hari yang khusus untuk memperingati perjuangan RA Kartini. Sebagian banyak masyarakat beranggapan, Kartini memperjuangkan Emansipasi, Feminisme, Liberalisme, dll.    Nama Kartini mereka jadikan legalisasi atas apa yang mereka lakukan.  Benarkah Kartini pejuang emansipasi dan feminisme? Atau tidak ada hubungannya sama sekali? Maka kita perlu meninjau kembali perjuangan Beliau.
Kartini besar dan belajar di lingkungan adat istiadat serta tata cara ningrat jawa, feodalisme, ia hanya boleh bergaul dengan orang-orang Belanda atau orang-orang yang terhormat dan tidak boleh bergaul dengan rakyat.  Kartini tidak menyukai lingkungan yang demikian, ini terlihat dari isi suratnya yang ditujukan kepada Stella, tanggal 18 Agustus 1899 diantaranya: “Peduli apa aku dengan segala tata cara itu, segala peraturan-peraturan, semua itu bikinan manusia dan menyiksa diriku saja”
Kartini mendobrak adat keningratan, karena menurutnya setiap manusia sederajat dan mereka berhak untuk mendapat perlakuan sama. Itu beliau lakukan pada masa dimana seseorang diukur dengan darah keningratan.  Semakin biru darah ningratnya semakin tinggi kedudukannya.  Ini terlihat dalam suratnya pada Stella pada tanggal 18 Agustus 1899: “Bagi saya hanya ada dua macam keningratan: Keningratan Pikiran (fikrah) dan Keningratan Budi (akhlak). Tidak ada yang lebih gila dan bodoh menurut persepsi saya daripada melihat orang yang membanggakan asal keturunannya. Apakah berarti sudah beramal sholeh, orang yang bergelar Graaf atau Baron!”
Kartini berupaya untuk memajukan kaum wanita dimasanya (masa penjajahan).  Pada saat itu wanita  tidak mendapatkan hak pendidikan yang sama dengan laki-laki, mereka dinomor duakan, bahkan dalam segala aspek kehidupan. Perjuangan Kartini tidaklah berarti untuk menyaingi laki-laki, namun memberi kontribusi bagi perbaikan masyarakat Cita-citanya ini diungkapkan melalui suratnya kepada Prof Anton dan Nyonya, pada tanggal 4 Oktober 1902:  “Kami disini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan anak-anak perempuan. Bukan sekali-sekali karena kami menginginkan anak-anak perempuan itu menjadi saingan laki-laki dalam perjuangan hidupnya. Tetapi, karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya, kewajiban yang diserahkan alam (sunnatullah) sendiri ke dalam tangannya: menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama.”
Selain itu juga dapat di lihat dari suratnya kepada Nyonya Abendanon, 4 September 1901: “Pergilah! Laksanakan cita-citamu.  Bekerjalah untuk hari depan.  Bekerjalah untuk kebahagiaan beribu-ribu orang yang tertindas di bawah hukum yang tidak adil dan paham-paham palsu tentang mana yang baik (haq) dan mana yang jahat (bathil). Pergi! Pergilah! Berjuang dan menderitalah, tetapi bekerjalah untuk kepentingan yang abadi”. Dengan demikian, perjuangan Kartini bukan hanya untuk kepentingan wanita, namun jauh lebih luhur lagi adalah bagi perbaikan tatanan kehidupan.
Pada awalnya, perjuangan Kartini banyak dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran yang berasal dari luar Islam, namun pada dasarnya ia tidak memperjuangkan dan tidak menginginkan emansipasi dan feminisme. Keterpengaruhannya oleh pemikiran-pemikiran yang berasal dari luar Islam, dikarenakan ia belum memahami Islam secara benar. Ia mengaji dan membaca Alqur’an tetapi tidak dapat memahai isinya, sehingga ia tidak bisa merealisasikan di dalam kehidupannya. Kartini merasa kecewa dan ini diungkapkan pada suratnya yang ditujukan kepada Abendanon, tertanggal 15 Agustus 1902 : “Dan waktu itu aku tidak mau lagi melakukan hal-hal yang aku tidak tahu apa perlunya dan apa manfatnya.  Aku tidak mau lagi membaca Al qur’an, belajar menghafalkan perumpamaan-perumpamaan dengan bahasa asing yang tidak aku mengerti artinya. Dan jangan-jangan ustadz dan ustadzahku pun tidak mengerti artinya. Katakanlah apa artinya, nanti aku akan mempelajari apa saja. Aku berdosa, kitab yang  mulia itu terlalu suci sehingga kami tidak boleh mengerti apa artinya”.
Selain itu Kartini memang banyak bergaul dengan orang-orang Yahudi dan Nasrani, seakan-akan mereka adalah orang yang ingin menolong Kartini, namun sebenarnya mereka adalah musuh dalam selimut. Mereka adalah Mr.J.H. Abendanon (memperalat Kartini untuk membaratkan gadis-gadis bumiputera saat itu, ia adalah teman Snouck Hurgronye, (orientalis Yahudi) dan istrinya; Dr. Adriani (sahabat pena Kartini, seorang ahli bahasa dan pendeta yang misinya menyebarkan agama Kristen di suku Toraja), Anni Glasser (Pengajar privat Kartini yang dikirim Abendanon untuk memata-matai dan mengikuti perkembangan Kartini, Stella (sahabat pena Kartini, wanita Yahudi, anggota militan Pergerakan Feminisme di Belanda), Ir. H. Van Kol (seorang insinyur, ahli dalam masalah-masalah kolonial, ia  mendukung Kartini sekolah ke Belanda untuk menjadikannya saksi hidup akan kebobrokan pemerintahan Hindia Belanda di tanah jajahan hingga dapat memenangkan partainya (Sosialis) di Parlemen), dan Ny. Van Kol (yang berusaha mengkristenkan Kartini).
Tetapi, Kartini diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk memperbaiki dirinya, Ia bertemu dengan K.H. Muhammad Sholeh bin Umar, seorang ulama besar dari Darat, Semarang. Lewat Kyai ini, Kartini terbuka pikirannya dan meminta diajarkan agama dengan mempelajari Al Qur’an dengan cara yang dapat ia mengerti. Kemudian Kyai Sholeh Darat memberikan Al Qur’an yang diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa pada hari pernikahannya (Faizhur Rohman Fit Tafsiril Qur’an) jilid I yang terdiri dari 13 juz, mulai dari surat Al-Fatihah sampai dengan surat Ibrahim. Mulailah saat itu, Kartini mempelajari Islam dalam arti yang sesungguhnya. Namun tidak berlangsung lama, karena Kyai Sholeh Darat meninggal dunia sebelum ia menyelesaikan terjemahan Alqur’an tersebut.
Pengaruh agama Islam ternyata sangat kuat membentuk dirinya dan merubah cara pandangnya kepada Barat, ini dapat terlihat pada surat-suratnya: “Astaghfirullah, alangkah jauhnya saya menyimpang” (Ditujukan kepada Nyonya Abendanon, 5 maret 1902).
“Kami sekali-kali tidak hendak menjadikan murid-murid kami menjadi orang-orang setengah Eropa atau orang-orang Jawa yang kebarat-baratan” (Ditujukan kepada Ny Abendanon, 10 Juni 1902).
“Moga-moga Kami mendapat rahmat, dapat bekerja membuat umat agama lain memandang agama Islam patut di sukai” (ditujukan kepada Ny Van Kol, tgl 21 juli 1902).
“Dan saya menjawab, Tidak ada Tuhan kecuali Allah. Kami mengatakan bahwa kami beriman kepada Allah dan kami tetap beriman kepada-Nya. Kami ingin mengabdi kepada Allah dan bukan kepada manusia. Jika sebaliknya tentulah kami sudah memuja orang dan bukan Allah” (ditujukan kepada Nyonya Abendanon, 12 Oktober 1902).
“Sudah lewat masanya, tadinya kami mengira bahwa masyarakat Eropa itu benar-benar satu-satunya yang paling baik, tiada taranya. Maafkan kami, tetapi apakah ibu sendiri menganggap masyarakat Eropa itu sempurna? Dapatkah ibu menyangkal bahwa di balik hal yang indah dalam masyarakat ibu terdapat banyak hal-hal yang sama sekali tidak patut disebut sebagai peradaban?” (ditujukan kepada Ny. Abendanon, 27 Oktober 1902).
“Bagaimana pendapatmu tentang Zending, jika bermaksud berbuat baik kepada rakyat Jawa semata-mata atas dasar cinta kasih, bukan dalam rangka Kristenisasi????.  Bagi orang Islam, melepaskan keyakinan sendiri memeluk agama lain, merupakan dosa yang sebesar-besarnya“ (ditujukan kepada  Abendanon, 31 Januari 1903).
“Kesusahan kami hanya dapat kami keluhkan kepada Allah, tidak ada yang dapat membantu kami dan hanya Dialah yang dapat menyembuhkannya” (Ditujukan kepada Abendanon, 1 Agustus 1903).
“Ingin benar, saya menggunakan gelar tertinggi, yaitu: hamba Allah (Abdullah)” (ditujukan kepada Nyonya Abendanon, 1 Agustus 1903).
Pada saat  Kartini mempelajari Al Qur’an melalui terjemahan berbahasa jawa, Kartini menemukan dalam surat Al Baqarah:257, Firman Allah SWT yang artinya:
“Allah Pemimpin orang-orang yang beriman.  Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya.  Dan orang-orang kafir pemimpin-pemimpin mereka ialah Thaghut, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan.  Mereka itu adalah penghuni neraka, mereka kekal didalamnya”.
Maknanya: bahwa Allah lah yang telah membimbing orang-orang yang beriman dari kegelapan kepada cahaya (Min adz-Dzulumâti ila an-Nûr). Kartini sangat terkesan dengan ayat ini. Dalam banyak suratnya sebelum wafat, Kartini banyak mengulang kata-kata Dari Gelap Kepada Cahaya, yang olehnya ditulis dalam bahasa Belanda dengan Door Duisternis tot Licht.  Kemudian makna ini bergeser tatkala Armijn Pane menerjemahkan kata Door Duisternis tot Licht  dengan kalimat “Habis Gelap Terbitlah Terang”.  Kalimat ini sedikit demi sedikit telah menghilangkan makna yang dalam, karena diambil Kartini dari pemahamannya akan ayat  Al qur’an, menjadi sesuatu yang puitis namun tidak memilik arti ruhiyyah.
Selanjutnya perjuangan Kartini, banyak disalahartikan oleh wanita-wanita Indonesia, dan telah dimanfaatkan oleh pejuang-pejuang Feminisme untuk menipu para wanita, agar mereka beranggapan bahwa perjuangan Feminisme memiliki akar di negerinya sendiri, yaitu perjuangan Kartini. Sehingga, muncul persepsi bahwa kebangkitan wanita perlu dilakukan dan ditingkatkan dengan menggunakan nama Kartini. Namun sayang, perjuangan wanita Indonesia kebanyakan telah menyimpang dari perjuangan Kartini, mereka berusaha menyaingi laki-laki dalam berbagai hal, yang kadangkala sampai di luar batas kodrat mereka sebagai wanita. Tanpa mereka sadari, wanita-wanita Indonesia telah diarahkan kepada perjuangan Feminisme dengan membawa ide-ide Kapitalisme–Sosialisme, yang pada akhirnya menjerumuskan wanita-wanita itu sendiri, bahkan membawa kehancuran bagi masyarakat dan negaranya.  Hal ini disebabkan, mereka meninggalkan tugas utama sebagai ummun wa robbatul bait (ibu dan pengatur Rumah tangga) dan posisi mereka sebagai muslimah yang harus terikat dengan hukum-hukum syara’.  Mereka telah terbelenggu kepada perjuangan yang bersifat individual dan semata-mata mendapatkan kemaslahatan.
Disinilah menjadi suatu keharusan, untuk meluruskan peran wanita (khususnya muslimah) dalam usaha untuk mengembalikan kehidupan yang hakiki yang didasarkan kepada Islam sebagai dîn yang Syamil dan Kamil.  Perjuangan muslimah untuk kebangkitan ummat yang hakiki tidak bisa dilepaskan dari perjuangan dengan laki-laki, karena untuk mewujudkan masyarakat Islam, dimana di dalam masyarakat itu terdiri dari laki-laki dan perempuan, mengharuskannya berjuang bersama-sama, tidak terpisah-pisah dan bersaing satu sama lain.
Selain itu, perjuangan muslimah tidak hanya untuk skala Indonesia saja, karena umat Islam itu satu tubuh dan syari’atnya satu, nabinya satu dan Tuhannya satu. Sehingga, seharusnya target penegakan masyarakat yang Hakiki, adalah untuk seluruh ummat di dunia. Indonesia adalah salah satu tempat untuk mewujudkan terjadinya kebangkitan ummat yang hakiki, dengan didasarkan kepada apa yang diperintahkan oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW. Sehingga menjadi suatu hal yang penting, muslimah bersama dengan laki-laki muslim bergerak dalam satu gerakan, yang memilik kejelasan pemahaman tentang pemikiran-pemikiran Islam (fikrah) dan metode (thariqah) untuk mewujudkan kebangkitan ummat yang hakiki yaitu kebangkitan Islam untuk diterapkan hukum-hukum Allah di muka bumi ini. Selain itu, aktivitas muslimah untuk terlibat mewujudkan kebangkitan yang hakiki jangan sampai meninggalkan kodratnya sebagai wanita dan fungsi utamanya sebagai ummun wa robbatul bait. Disinilah dituntut bagi muslimah, untuk mampu mengatur diri dan melaksanakan konsep aulawiyyat (prioritas) dalam aktivitasnya, sehingga tidak membawa kemudhorotan bagi diri, keluarga, masyarakat dan negaranya. Semoga tulisan ini dapat membantu para muslimah untuk dapat ikut berjuang mewujudkan kebangkitan ummat yang hakiki, tentu bersama dengan keyakinan akan pertolongan Allah SWT. Amîn.